Tài liệu hạn chế xem trước, để xem đầy đủ mời bạn chọn Tải xuống
1
/ 228 trang
THÔNG TIN TÀI LIỆU
Thông tin cơ bản
Định dạng
Số trang
228
Dung lượng
3,51 MB
Nội dung
Komunikasi Politik di Dunia Virtual Komunikasi Politik di Dunia Virtual @ Yusrin Ahmad Tosepu Media Baru dalam Komunikasi Politik (Komunikasi Politik di Dunia Virtual) Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun juga tanpa izin tertulis dari penulis Cetakan I, November 2017 Penulis : Yusrin Ahmad Tosepu Komunikasi Politik di Dunia Virtual MEDIA BARU DALAM KOMUNIKASI POLITIK (Komunikasi Politik di Dunia Virtual) Komunikasi Politik di Dunia Virtual KATA PENGANTAR Media sosial atau medsos menjadi fenomena yang makin mengglobal Keberadaannya makin tidak dapat dipisahkan dari cara berkomunikasi antarmanusia Media sosial sebagai bentuk media baru, merupakan teknologi informasi dan komunikasi dengan konteks sosial yang berhubungan dan menyatukan tiga elemen: alat dan artefak teknologi; aktivitas, praktik, dan penggunaan dan tatanan serta organisasi sosial Beragam paradigma komunikasi muncul Ada model komunikasi yang sifatnya satu arah, di mana satu pihak memberikan informasi kepada pihak lain, ada pula model komunikasi yang sifatnya partisipatoris, di mana pihak-pihak yang berkomunikasi melakukannya secara dialogis Pada model partisipatoris, pengguna medsos saling berbagi informasi, pendapat, pandangan, pengetahuan, pengalaman, keinginan dan membangun kerangka tindakan untuk mencapai kemajuan bersama Media baru memberi kontribusi yang besar bagi demokrasi Kontribusi tersebut berupa terbentuknya ruang publik yang universal, bisa diakses oleh siapa saja Sehingga masyarakat tidak mengalami hambatan untuk menyuarakan aspirasinya Di sisi lain, media baru mengubah komunikasi politik yang selama ini cenderung top-down, menjadi bottom up dan decentralized Pemerintah makin membuka ruang bagi masyarakat lewat program e-government untuk meningkatkan pelayanan publik kepada masyarakat Perubahan ini pada akhirnya akan meningkatkan partisipasi politik masyarakat Partisipasi politik merupakan modal bagi terwujudnya demokrasi yang substantif bagi suatu bangsa Hadirnya media sosial melahirkan peradaban baru dalam komunikasi politik termasuk munculnya sejumlah terminologi baru seperti cyberdemocracy, cyberprotest, dan new public sphere untuk tautan gagasan, pemikiran, dan partisipasi politik Fenomena komunikasi politik yang tak lagi terbatas pada ruang-ruang fisik dengan melimpahnya informasi di dunia virtual Menjadi dinamika tersendiri bagi komunikasi politik yang digunakan para aktor politik Kondisi itu tentu menjadi tantangan bagi setiap parpol, politisi dan lembaga politik lainnya untuk segera melakukan inovasi meraih dukungan politik dari kalangan muda atau biasa disebut generasi millennial yang termasuk masyarakat swing voters Millennials adalah aktor utama Indonesia masa kini dan masa depan Di Indonesia, jumlah millennials 61,8 juta atau sekitar 24,5 persen dari total jumlah penduduk Jumlah terbesar dan sudah melampai jumlah generasigenerasi sebelumnya Karakter utama yang melekat pada Generasi Millennial, yaitu Connected,Creative,dan Confidence (3C) Connected, mereka adalah Komunikasi Politik di Dunia Virtual pribadi yang pandai bersosialisasi, aktif berselancar di media sosial dan internet Sangat fasih menggunakan Facebook, Twitter, Path, dan Instagram maupun Media sosial yang lain Kedepan kiprah generasi ini akan mempengaruhi berbagai lini, termasuk akan menciptakan budaya politik baru dan kepemimpinan masa depan Buku ini bermanfaat dan menjadi awal untuk menyusun strategi, melakukan evaluasi, meningkatkan kinerja parpol, politisi dan lembaga politik lainnya dalam membangun komunikasi politik di era media baru Menyampaikan konten konten informasi politik secara efektif dan efisien Membangun komunikasi partisipatoris dengan publik dan seluruh pihak yang berkepentingan Dengan spirit Membangun Kualitas Politik dan Demokrasi yang lebih baik, maka akan mendorong bangsa kita kepada kemajuan dan daya saing bangsa ini dimasa mendatang Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak yang membantu mewujudkan buku ini hadir Tentunya buku ini akan berarti apabila dibaca, dipahami, diaplikasikan dan terus disempurnakan Makassar, November 2017 Yusrin Ahmad Tosepu Komunikasi Politik di Dunia Virtual SPIRIT PENERBITAN BUKU Masyarakat global tidak bisa dipisahkan dari infiltrasi aplikasi-aplikasi media sosial Dalam sejarah perjalanan medsos, beragam aplikasi datang dan pergi Ada yang hilang dari dunia maya, namun ada yang terus bertahan karena dibutuhkan dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari Apa yang membuat medsos terus dibutuhkan masyarakat? Salah satu kata kuncinya adalah karena kekuatan informasi, komunikasi, dan jejaring sosial yang terkandung di dalamnya Saat ini Indonesia telah menjadi pengguna Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) terdepan di dunia Jumlah pemakai internet di Indonesia mencapai 70 juta atau 28% dari total populasi Pemakai medsos seperti Facebook berjumlah sekitar 50 juta atau 20% dari total populasi, sementara pengguna Twitter mencapai 40 juta atau 16% dari total populasi Angka-angka di atas dari tahun ke tahun bakal terus bertumbuh, karena ditopang oleh basis pemakai mobile/telepon seluler dan internet yang besar Media sosial telah menjadi energi baru yang membuat kekuatan sipil tumbuh menjadi “Daud” sosial-politik yang mampu menandingi supremasi “Goliath” kekuasaan Media sosial membuat masyarakat sipil lebih mudah menjalankan perannya sebagai kekuatan penyeimbang kekuasaan dan penyangga negara Namun, di sisi lain, potensi positifnya ini paralel dengan potensi negatifnya untuk mencederai dan melemahkan demokrasi Ini sisi gelap media sosial yang bukan hanya mengancam Indonesia, tapi juga negara-negara besar Media sosial juga dimanfaatkan secara kreatif oleh pemilih sebagai alat partisipasi politik yang baru Hoax merupakan implikasi tak terpisahkan dari alat partisipasi politik baru yang bernama media sosial ini Potensi terjadinya konflik sosial-politik semakin mudah karena difasilitasi secara maya Media sosial alat yang sangat potensial untuk memperkuat sekaligus memperluas demokrasi yang mengalami krisis partisipasi Pemerintah, parpol, politisi, dan lembaga politik lainnya harus mengambil dua peran sekaligus Pertama, memanfaatkan medsos untuk berkomunikasi dengan masyarakat Berkewajiban untuk mensosialisasikan program, kebijakan dan memberi jawaban atas kepentingan serta keingintahuan publik mengenai dunia politik Peran kedua, menggunakan medsos sebagai sarana pemasaran politik Demi peningkatan dua peran tersebut, maka Pemerintah, parpol, politisi dan lembaga politik lainnya untuk membangun kompetensi pemanfaatan medsos dengan baik dan benar Targetnya, membangun jaringan komunikasi politik yang memberikan wawasan politik dalam kehidupan bernegara Program, kebijkan, Ide, gagasan politik yang menawarkan nilai perubahan Komunikasi Politik di Dunia Virtual TUJUAN PENERBITAN BUKU Perkembangan new media, diperkuat dengan semakin banyaknya media sosial seperti situs jejaring sosial (social network site) dan weblog interaktif dalam jalinan komunikasi antarwarga Hadir-nya ruang publik baru (new public sphere) dengan menciptakan komunitas-komunitas virtual dalam kehidupan modern sudah tak terbantahkan lagi Ramainya penggunaan internet melahirkan peradaban baru komunikasi politik termasuk munculnya sejumlah terminologi baru seperti cyberdemocracy, cyberprotest, dan new public sphere untuk tautan gagasan, pemikiran, dan partisipasi politik Hadirnya media baru menjadi dinamika tersendiri bagi komunikasi politik yang digunakan para aktor politik Pengguna internet (netizens) semakin signifikan dalam politik Tipologi netizen seperti publicist, hactivist, propagandist, disseminator pun menjadi warna baru yang membuat kanal media baru kian menghadirkan komunikasi politik yang mudah dan interaktif Penggunaan internet dalam komunikasi politik semakin intensif dan meluas Hal ini tak bisa dilepaskan dari lingkungan dinamis yang terjadi di era globalisasi informasi Banyaknya aktor politik yang juga memiliki akun di Facebook, Twitter, dan sejumlah sosial media lain menandakan fenomena pencitraan dan kampanye politik tidak bisa dihindari dalam laju perkembangan demokrasi di Indonesia Dalam kondisi demikian, proses komunikasi politik yang dikembangkan haruslah bersifat interaktif dialogis dengan membangun partisipasi publik; bersifat searah, komando dan paternalistik Munculnya media sosial di ranah politik, mendorong para politisi, parpol, lembaga politik lainnya mengambil peran strategis dan taktis dalam membangun partisipasi politik masyarakat Mengarahkan penggunaan Media sosial pada target terciptanya suatu masyarakat digital berbasis pengetahuan (knowledge based society) yang benar Jika masyarakat berbasis pengetahuan itu terbentuk, maka diharapkan mereka bisa menggunakan informasi dan pengetahuan di media sosial secara cerdas dan tepat Dalam konteks komunikasi politik modern, media sosial tidak hanya menjadi bagian integral dari politik, tetapi juga memiliki posisi yang sentral dalam politik Program, kebijakan harus disebarluaskan agar rakyat mengetahui dan ikut mendiskusikannya dalam berbagai bentuk forum diskusi publik di media sosial Tuntutan atau aspirasi masyarakat yang beraneka ragam harus diartikulasikan Semuanya membutuhkan saluran atau media untuk menyampaikannya Media sosial merupakan saluran komunikasi politik yang banyak digunakan untuk kepentingan-kepentingan seperti ini Hal tersebut dikarenakan sifat media sosial yang dapat mengangkat pesan pesan (informasi dan pencitraan) secara masif dan terdistribusi menjangkau khalayak atau publik yang beragam, jauh, dan terpencar luas Pesan politik melalu media sosial akan sangat kuat mempengaruhi perilaku politik masyarakat Komunikasi Politik di Dunia Virtual Pentingnya komunikasi politik dan perilaku politik dalam menunjang keberhasilan pembangunan politik di negeri ini Asumsi umum menunjukkan bahwa demokrasi dapat dipelihara dan dipertahankan karena terdapat partisipasi warga negara yang aktif dalam urusan kewarganegaraan Partisipasi aktif mereka dalam kehidupan politik tidak dapat dipisahkan dari ketersediaan informasi, dan saluran atau media yang paling efektif untuk penyebaran informasi adalah media sosial Hadirnya media sosial bisa turut memperbaiki kualitas komunikasi politik dalam demokrasi kita Pemanfaatan media sosial oleh para politisi, parpol, lembaga politik lainnya dan masyarakat umum secara optimal dapat meningkatkan partisipasi politik dan kualitas demokrasi di negeri ini Hal ini meneguhkan penguasaan komunikasi politik menjadi keniscayaan dalam praktik politik modern, terlebih di tengah pasar pemilih demokrasi elektoral seperti sekarang Komunikasi politik tak sekadar kajian teoritis dan konseptual, tapi sudah menjadi ilmu terapan dalam ranah komunikasi yang selalu dinamis Hadirnya Media baru dalam komunikasi politik memposisikan kajian ilmu komunikasi dan pemanfaatan media sosial menjadi sangat perlu dipahami sekaligus strategis untuk dikuasai dan diimplementasikan Buku ini secara rinci membahas komunikasi politik di era media baru, mulai dari definisi media sosial, etika bermedia sosial, komunikasi politik dan strategi komunikasi di media sosial, dan generasi millennial dalam pusaran politik Selain itu, juga secara memadai mengulas pemanfaatan media baru dalam komunikasi politik, dan buzzer media sosial dalam komunikasi politik Buku ini menarik untuk dibaca dan didalami baik oleh akademisi, praktisi politik, jurnalis, hingga masyarakat umum Terutama untuk mereka yang memerlukan “kode kunci” yang akan mengantarkan pembaca pada ranah era baru dalam komunikasi politik yang dinamis Komunikasi Politik di Dunia Virtual DAFTAR ISI BAB I KOMUNIKASI POLITIK DI ERA MEDIA BARU A Media Baru Dalam Komunikasi Politik B Partisipasi Politik Dan Demokrasi C Komunikasi Politik Dan Generasi Millennial 1 10 BAB II PENGERTIAN MEDIA SOSIAL PERKEMBANGAN DAN ETIKA BERMEDIA SOSIAL A Media Sosial B Manfaat Media Sosial 16 16 28 C Media Sosial Di Indonesia 30 D Konsep Media Sosial E Pentingnya Etika Dalam Bermedia Sosial 39 53 BAB III PENGERTIAN KOMUNIKASI POLITIK DAN STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK DI ERA MEDIA BARU A Komunikasi B Komunikasi Politik C Hakikat Komunikasi Politik D Tujuan Komunikasi Politik E Komunikasi Politik Dalam Strategi Kampanye Politik F Media Sosial Dalam Berbagai Tingkatan Komunikasi G Strategi Komunikasi Politik Di Era Media Baru 59 59 63 65 71 77 85 86 BAB IV MEDIA BARU DAN TRANSFORMASI KOMUNIKASI POLITIK DI INDONESIA A Era Baru Komunikasi Politik B Peran Media Baru Dalam Komunikasi Politik C Media Baru Dan Demokratisasi Di Indonesia D Media Baru Dan Transformasi Komunikasi Politik E Penggunaan Media Baru Dalam Komunikasi Politik F Cyberpolitic Bagi Dunia Politik 100 100 101 107 113 118 121 BAB V MEDIA SOSIAL DALAM KOMUNIKASI POLITIK DI INDONESIA A Perkembangan Media Komunikasi Politik Di Indonesia B Media Sosial Sebagai Pendukung Jaringan Komunikasi Politik C Media Sosial Dalam Ranah Komunikasi Politik 126 126 131 141 Komunikasi Politik di Dunia Virtual D Peran Media Sosial Dalam Membangun Kekuatan Politik E Pengaruh Media Sosial Dalam Membangun Kekuatan Politik F Demokrasi Dan Hoax H Buzzer Dalam Komunikasi Politik I Masa Depan Media Sosial Dalam Komunikasi Politik 153 157 160 163 177 BAB VI GENERASI MILLENNIAL DAN KOMUNIKASI POLITIK A Mengenal Generasi Millennial B Teori Generasi Strauss-Howe C Generasi Millennial Dan Kontribusi Politik D Generasi Millennial Dan Perubahan Kultur Politik E Berebut Pemilih Millennial 182 182 184 190 199 203 DAFTAR PUSTAKA 206 Komunikasi Politik di Dunia Virtual sampai-sampai ada orang yang tergerak mendirikan posko pengumpulan KTP di mancanegara, seperti di Amerika Serikat, Jerman, Melbourne, dan Belanda Alhasil, hanya dalam waktu kurang dari satu tahun, mereka berhasil mengumpulkan 1.024.632 KTP warga DKI Bentuk politik praktis pun bisa diekspresikan dalam banyak jalur Mereka menciptakan platform kolaborasi orang muda untuk mengubah inisiasi mereka menjadi aksi mewujudkan Indonesia yang lebih baik Salah satunya, lewat kompetisi online Ideas For Indonesia di ajang IdeaFest bagi para sociopreneur muda Indonesia Mereka juga menginisiasi #AksiBaca, dengan mengadakan gerakan membaca sebagai jendela ilmu dan wawasan generasi muda Indonesia Generasi millennial membawa perubahan besar dalam lanskap sosial-politik Indonesia kontemporer Generasi ini mempunyai mindset dan tingkah laku yang khas Beberapa tahun belakangan, kita menyaksikan suatu perubahan besar dalam perilaku berpolitik Saat ini mayoritas pejabat dan tokoh publik mempunyai media sosial untuk menyampaikan ide, visi, program dan hasil dari pekerjaannya Penyampaian ide sudah tidak lagi melulu konvensional dan monoton Banyak elit politik saat ini ramai-ramai menggunakan website dan media sosial untuk menciptakan kampanye yang kreatif, menarik dan inklusif Perubahan ini sebagian besar diakibatkan oleh perkembangan pesat dari teknologi digital Namun, banyak orang seringkali melupakan bahwa kehadiran generasi millennial (generasi Y), yang menjadi salah satu mayoritas usia penduduk dominan Indonesia (16-34 tahun), mempunyai andil besar terhadap dorongan perubahan itu Generasi Y adalah generasi yang terbiasa untuk membaca dan belajar, menyampaikan pendapat, beradu argumen, menulis petisi dan mendorong terciptanya transparansi lewat dunia maya Perilaku dan tingkah laku mereka tersebut mau tidak mau mempengaruhi cara dan perilaku berpolitik tidak hanya para elit politik namun juga sebagian besar masyarakat Indonesia Masing-masing generasi mempunyai kecenderungan karakter, kepercayaan, nilai dan tingkah laku yang berbeda, dibentuk dan dipengaruhi oleh periode sejarah tertentu dimana mereka tumbuh dan menjadi dewasa Umumnya peristiwa besar serta tren sosial, kebudayaan mengubah secara fundamental Strauss dan Howe menemukan sebuah pola berulang yang mempengaruhi pola pikir dan perilaku generasi millennial Pola itu berupa siklus empat tahap yang disebutnya sebagai turning (belokan) Berputar diantara episode high (puncak), awakening (kebangkitan), unravelling (terurai) dan crisis (krisis) Komunikasi Politik di Dunia Virtual Menurut Strauss dan Howe, Generasi Y, tumbuh dan menjadi dewasa di masa unravelling dimana situasi pada zaman ini dalam banyak hal adalah lawan dari masa high Masa unravelling mempunyai ciri dimana institusi tidak kuat dan tidak dipercayai sementara individualisme menguat dan subur Setidaknya ada dua tren kebudayaan besar yang mempengaruhi generasi Y: pertarungan budaya (culture wars) dan postmodernisme Bila merujuk sejarah politik Indonesia, generasi millennial Indonesia dibesarkan di dalam masa transisi dari era Orde Baru ke era reformasi Pada masa transisi ini institusi negara begitu lemah sebab terjadi “pertarungan politik” yang membuat situasi keamanan dan politik tidak stabil Saat berjalannya reformasi, meskipun ada upaya penguatan dan reformasi kelembagaan namun kenyataannya institusi negara masih saja lemah karena integritas institusi negara digerogoti oleh perilaku koruptif dan tidak terpuji dari elit politik Transisi rezim secara jelas menyiratkan terjadinya benturan budaya antara nilainilai tradisional dan konservatif melawan nilai-nilai liberal dan progresif Benturan budaya tersebut mewarnai tumbuh kembang generasi Y Selain itu, secara global pandangan postmodernisme yang mempromosikan gagasan pluralisme: tidak ada kebenaran tunggal, ada banyak cara untuk mengetahui dan menghargai perbedaan pandangan, berpengaruh besar membentuk pola pikir generasi Y Hal yang paling mencolok yang membedakan antara generasi Y dan generasi sebelumnya adalah generasi Y tumbuh dalam lingkungan serba digital Generasi Y adalah generasi yang terhubung hampir 24 jam sehari dengan teknologi digital dan sangat bergantung kepadanya Mereka percaya bahwa teknologi digital mengubah hidup menjadi lebih praktis, efisien dan inovatif Bila diakumulasikan, semua faktor tersebut membentuk generasi Y menjadi generasi digital, efisien, terbuka, optimis, inovatif, kritis, pragmatis dan egaliter Perubahan yang dibentuk Dengan pola pikir dan karakter generasi Y tersebut, pengaruh yang paling jelas dari generasi Y di dalam lanskap politik adalah berpindahnya medium berpolitik dari dunia nyata ke dunia maya Namun, bila dianalisis secara lebih dalam perubahan yang terjadi ternyata tidak sesimpel itu Pandangan dan karakteristik generasi Y yang kritis tapi pragmatis, optimis, inovatif dan terbuka mendorong secara perlahan terciptanya transformasi kultur politik yang transparan, dialogis, kreatif dan terbuka terhadap pendapat baru Saat ini sudah tidak zaman lagi para elit melakukan manuver politik semaunya karena dengan penguasaan generasi Y terhadap internet mereka bisa mendorong aksi kolektif menciptakan perlawanan di media sosial Sebagai langkah antisipatif untuk mengetahui dan memilih pemimpin, generasi Y Komunikasi Politik di Dunia Virtual bahkan secara kreatif menciptakan beragam website (jariungu.com, checkyourcandidates.org, votecerdas.org) yang berisi rekam jejak para calon wakil rakyat dalam pemilu 2014 lalu Kecurangan terhadap pemilu agaknya semakin sulit terjadi sebab generasi Y mendorong terciptanya transparansi informasi publik melalui teknologi digital Kemunculan situs kawal pemilu dan kawal pilkada adalah salah bukti kuat dari desakan generasi Y untuk menciptakan kultur politik yang bersih dan transparan Generasi Y adalah generasi yang tidak percaya perubahan bisa diciptakan oleh partai politik Kegagalan partai politik untuk mendorong situasi menjadi lebih baik ditambah kondisi partai yang hierarkis, oligarkis dan kurang visioner memaksa mereka untuk mencari cara berkontribusi dengan cara lain Generasi Y lebih tertarik menciptakan perubahan dengan membangun perusahaan start up atau bekerja di lembaga non-profit Keterbukaan pikiran generasi Y terhadap isu-isu politik yang sensitif, seperti pelanggaran HAM masa lalu, kesetaraan jender, pernikahan sesama jenis serta terpenuhinya hak kaum minoritas, menyiratkan adanya kemajuan berpikir dari generasi sebelumnya Memang tidak seluruh generasi Y mempunyai pemahaman pengetahuan yang kuat terhadap isu-isu yang diabaikan tersebut Meskipun demikian, pandangan progresif atau liberal dari generasi Y memang memaksa para elit politik hari ini mau tidak mau berbicara tentang isu-isu yang selama ini sebisa mungkin mereka hindari Masih kita temukan saat ini perbedaan generasi antara para elit politik dan generasi muda memunculkan kesulitan dalam mendialogkan isu-isu tersebut dengan pikiran lebih terbuka Kebebasan berpendapat dalam era media baru, pesatnya perkembangan media digital dan keterbukaan pikiran dari generasi Y akan mendorong banyaknya isu-isu sensitif dibicarakan dalam ranah publik Politik Generasi Millennial Seiring dengan semakin dekatnya pesta demokrasi lokal dan nasional, beberapa partai politik (parpol) melakukan konsolidasi untuk mencari figur yang akan dicalonkan menjadi pemimpin sebagai bentuk tanggung jawab sosial-politik dari parpol Salah satu pertimbangan yang berlandaskan akal sehat demokrasi dalam menentukan pilihan adalah tingkat elektabilitas tokoh politik Satu hal yang tidak diabaikan oleh parpol dan poltisi yaitu mendesain agar dapat mengakomodasi generasi millennial Generasi millennial merupakan salah satu kekuatan sosial politik kekinian yang menjadi penentu keberlangsungan demokrasi di tanah air Parpol dan para politisi harus memikirkan cara agar generasi millennial menjadi kekuatan dalam melakukan konsolidasi perpolitikan sekarang dan masa mendatang Komunikasi Politik di Dunia Virtual Parpol mesti mendesain cara agar bisa memikat hati generasi millennial Mereka memiliki pengaruh bagi pesta demokras di Indonesia Generasi millennial memiliki gaya yang khas, Soliditas dan solidaritas sosial mereka lebih ekspansif Parpol, para tokoh politik mengakomodasi kehadiran mereka dalam perhelatan politik Menarik simpati generasi millennial Menyiapkan figur yang yang dapat mempersatukan dan memantik energi politik yang ada pada generasi millennial Kampanya-kampanye yang kreatif, progresif, dinamis dengan menggunakan media sosial ataupun dengan berbagai kreasi dan modifikasi memanfaatkan teknologi informasi Generasi millennial memiliki kemampuan untuk melakukan mobilisasi dalam ruang sosial Tidak konvensional Mereka mampu melakukan konsolidasi politik melalui media sosial cara kreatif, dinamis dan efektif dalam mengkampanyekan isu politik tertentu Politikus muda Partai Solidaritas Indonesia, Tsamara Amany (Tsamara), adalah salah satu contoh “idola” generasi millennial Tergolong pendatang baru dalam partai politik Tsamara justru berhasil menjadi anti-thesis ditengah ketidakpercayaan publik terhadap parpol Mampu memikat hati publik terutama generasi millennial Hal ini dukung oleh keberanian sikap dan orientasi politiknya Tegas dan selalu memihak pada kepentingan rakyat Eksistensinya dalam perpolitikan nasional berhasil memberi efek publik, terutama bagi generasi millennial Hal ini juga mendatangkan efek positif bagi partainya Dimensi Edukatif Parpol tidak hanya menjadikan generasi millennial sebagai alat politik untuk mencapai kepentingan pragmatis Menginstrumentalisasi generasi millennial untuk mendukung hasrat parsial tertentu, memenuhi kepentingan politik parpol Mereduksi idealisme dan semangat generasi millennial kedalam kerangka dan paradigma politik jangka pendek Mengakomodasi generasi millennial dalam setiap gerakan politik tidak sama dengan memposisikan mereka sebagai obyek politik yang bisa dipakai sesuai dengan agenda seting politik Mengintegrasikan mereka kedalam gerakan politik harus dilandasi oleh kepedulian dan kesadaran bahwa mereka merupakan generasi masa depan bangsa Agen-agen transformasi sosial Generasi millennial bukanlah komoditas politik untuk memback-up hasrat parpol Menarik simpati politik generasi millenial melalui edukasi politik merupakan tanggung jawab dan afirmasi dimensi sosial dari parpol Menurut Hannah Arendt – (Hardiman, 2009), Generasi millennial perlu diikutsertakan dalam memikirkan problem sosial dan mencari solusinya Generasi millennial bisa mencegah terjadinya distorsi sosial krisis ruang publik sekaligus mengatasi krisis itu dengan menjadikannya sebagai ruang Komunikasi Politik di Dunia Virtual bermartabat, forum mendiskusikan persoalan-persoalan sosial secara kritis dan progresif Parpol harus menyediakan ruang bagi generasi millennial untuk mengekspresikan potensi mereka Dimotivasi untuk mengelaborasi problem sosial secara komprehensif lalu mencari solusinya dengan berbagai macam kajian dan perspektif Generasi millennial harus di eduaksi, melibatkan dalam perpolitikan ataupun dalam konsolidasi ruang sosial-publik Posisi mereka strategis dalam mencapai liberalisasi sosial Generasi millennial bisa membantu parpol menyampaikan ide/gagasan kepada masyarakat (Arifin, 2011) Mengajak generasi millennial dalam diskursus sosial-politik, berpartisipasi dalam politik Diberi porsi dan ruang afirmasi untuk mengekspresikan kepekaan politik dan sosial mereka Keterlibatan dalam politik akan mendatangkan efek elektoral yang positif, atau juga bisa menjembatani jarak antara rakyat dan parpol, yang seringkali bertolak belakang dengan keinginan rakyat E Berebut Pemilih Millennial Data estimasi Badan Pusat Statistik tahun 2020 penduduk Indonesia mencapai 268 juta dan mencapai 305,6 juta pada tahun 2035, persentase penduduk Indonesia yang tinggal di Pulau Jawa menurun dari 57,4% pada tahun 2010 menjadi 54,7% pada tahun 2035 Sebaliknya Persentase penduduk yang tinggal di pulau-pulau lain meningkat, seperti, Pulau Sumatera naik dari 21,3 % menjadi 22,4 %, Kalimantan naik dari 5,8 % menjadi 6,6 % pada periode yang sama Berdasarkan proyeksi piramida penduduk Indonesia yang dilakukan BPS tersebut juga menunjukan di tahun 2020 penduduk Indonesia paling banyak akan berada di rentang usia 15 – 39 tahun Tahun 2020 Penduduk Indonesia yang berusia 15 – 39 tahun sebesar 39.64% Dalam konteks politik, prediksi yang dilakukan oleh BPS ini menguatkan hipotesa bahwa jumlah pemilih dalam pemilu 2019 akan didominasi oleh generasi millennial Millennial yang lahir dalam rentang 1981 – 1999 ini akan berusia 20 – 38 tahun dan jumlahnya mencapai sekitar 86 juta jiwa atau dengan kata lain 48% pemilih pada pemilu 2019 adalah generasi millennial, sebuah jumlah pemilih yang sangat menggiurkan Secara lebih mikro, generasi millennial dibagi menjadi dua kategori, yaitu Pertama, Generasi Millennial Tua (GMT), mereka yang lahir 1981 – 1990 yang berusia 29 – 38 tahun pada tahun 2019 Kedua, Generasi Millennial Muda (GMM), mereka yang lahir 1991 – 1999 yang berusia 20 – 28 tahun padan tahun 2019 Secara jumlah, GMM sedikit lebih besar dari dari GMT Komunikasi Politik di Dunia Virtual Meski sama-sama millennial, GMT dan GMM memiliki perbedaan perilaku dan karakteristik Karakter dan perilaku GMT masih terpengaruh oleh Gen X, “saudara” tua generasi millennial, sementara GMM sudah terbebas sama sekali dari pengaruh generasi-generasi sebelumnya, GMM inilah millennial sesungguhnya perbedaan mencolok bisa kita lihat dari perilaku menggunakan internet, konsumsi internet GMM sangat tinggi dibanding dengan GMT Karena melihat potensi suara yang begitu besar, beberapa partai dan kandidat yang akan bertarung dalam kontestasi pemilu sudah mulai dengan serius melirik generasi millennial, dari yang masih malu-malu hingga ada yang sudah terang benderang menyatakan diri sebagai partai millennial Salah satu karakter yang menonjol dari generasi millennial adalah mereka tidak memiliki loyalitas yang tinggi terhadap institusi termasuk partai dan mereka tidak mudah tunduk dan patuh terhadap garis instruksi Karakternya yang susah ditebak dan cenderung apolitis sehingga membuat mereka susah didekati oleh partai politik/kandidat Pemetaan elektabilitas partai berdasarkan usia yang dilakukan oleh Alvara Research Center akhir tahun 2016 menunjukkan pemilih millennial yang berusia 17 – 25 tahun belum terikat dengan satu partai manapun, mereka ketika ditanya memilih partai apa? Masih banyak yang belum memutuskan Sebuah studi yang dilakukan oleh Pew Research Center tahun 2014 tentang generasi millennial di Amerika Serikat menunjukkan hasil yang mencengangkan Pandangan politik generasi millennial berbeda secara signifikan secara ras dan etnis Sekitar setengah dari milenium kulit putih (51%) mengatakan mereka independen secara politik, sisanya terafilisasi Partai Republik (24%) dan Partai Demokrat (19%) Di lain pihak, Generasi Millennial non-kulit putih, sekitar 47% mengatakan mereka independen secara politik, tapi hampir dua kali lipat (37%) mengidentifikasi sebagai terafiliasi dengan Partai Demokrat dan hanya 9% mengidentifikasi terafiliasi dengan Partai Republik Mendekati pemilih millennial, setidaknya ada tiga cara yang bisa dilakukan 1) Pertama, pahami karakter dan perilakunya Dalam buku Millennial Nusantara ada tiga karakter yang sangat menonjol dari generasi millennial yaitu creative (kreatif), confidence (percaya diri), dan connected (terhubung satu sama lain) 2) Kedua, Bicara dengan bahasa mereka Generasi Millennial terutama GMM, agak alergi dengan bahasa dan jargon-jargon politik, partai politik atau politisi Dari Kajian Alvara Research Center ada tiga topik yang sangat menarik dan sering diperbincangkan oleh generasi millennial, yaitu olahraga, music/film, dan teknologi informasi Komunikasi Politik di Dunia Virtual 3) Ketiga, Ciptakan hubungan yang “intim” Harus diakui salah satu ciri partai adalah sering kali hanya ramai ketika menjelang pemilu, atau banyak orang sering menyebut partai “pasar malam” Mendekati millennial tidak bisa dengan cara lama seperti itu, partai atau kandidat harus hadir dan berusaha terus menerus menjadi salah satu faktor dalam kehidupan sehari-hari mereka Partai politik, para politisi tidak bisa hanya sekedar on-off, millennial perlu disapa dan diajak bicara, mereka juga tidak suka komunikasi searah, mereka lebih suka komunikasi dua arah, karena itu sosial media bisa digunakan sebagai platform komunikasi dua arah antara partai/kandidat dengan generasi millennial Menyambut pilkada, pilcaleg, dan pilpres mendatang, para politisi harus menyiapkan jurus khusus meraih suara pemilih pemula Perlu menyiapkan strategi model kampanye kreatif dan inspiratif untuk meraih suara generasi millennial Generasi millennial diklasifikan sebagai kelompok yang Jumlahnya cukup besar Perilaku politiknya sangat cair, pendekatan yang agak khusus, baik dari sisi konten, ekspresi, dan saluran distribusi kontennya Suara pemilih muda dan pemula mempunyai karakter tersendiri dan mempunyai perilaku khas Selalu terkoneksi, penuh kreativitas, independen, dan punya rasa percaya diri yang kuat sehingga kampanye kreatif dan inspiratif diyakini bisa menggaet segmen tersebut Komunikasi Politik di Dunia Virtual DAFTAR PUTAKA Adman Nursal , 2004 Political Marketing :Strategi Memenangkan Pemilu Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Agus Sudibyo 2001 Politik Media dan Pertarungan Wacana Yogyakarta: LkiS Almond, Gabriel A, and G Bingham Powell,jr 1978 Comparative Politics system, process and policy Boston : Little Brown and Company _ 1980 Comparative Politics to a Day World View Boston : Little Brown and Company Alo Liliweri, 1991, Komunikasi Antar Pribadi Bandung: Citra Aditya Bakti Antar Venus 2007 Manajemen Kampanye : Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi Bandung: Simbiosa Rekatama Media Alvara Research Center.(2015) “The Potraits of Urban Moslem: Gairah Religiusitas Masyarakat Kota” Allyn and Bacon Beebe, Steven A., Susan J Beebe, and Mark V Redmond, 1996, Interpersonal Communication Boston: Allyn and Bacon Badan Pusat Statistik.(2013).“Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035” Jakarta Barker, Larry L and Deborah A Gaut, 1996, Communication, Seventh Edition Massachusetts: Barber, Benjamin (1990) Strong Democracy: Participatory Politics for a New Age Berkeley, Los Angeles, London: University of California Press Burger, Charles & Steven Chaffe, 1987, Handbook of Communication Science, USA: SAGE Publication _, 2008 Sosiologi Komunikasi “Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat”, Jakarta: Kencana Prenada Media Group Cangara, H (2009) Komunikasi Politik Jakarta: Raja Grafindo Persada.hlm.34 Miriam Budiardjo (2010) Dasar-dasar ilmu Politik (edisi revisi) Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Hlm.152 Carroll K.William, 2004 Democratic Media Activism through the Lens of Social Movement Theory, Presentation for the Political Economy section of the International Association for Media and Communication Research, Porto Alegre Campbell, Scott; dan Susan Fainstein (eds.) 1996 Readings in Planning Theory Cambridge, MA.: Blackwell Publishers Komunikasi Politik di Dunia Virtual Corey, Gerald, 2003, Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi Bandung: Refika Aditama Dan Nimmo 2005 Komunikasi Politik Komunikator, Pesan, dan Media.(Edisi terjemahan oleh Tjun Surjaman) Bandung: Remaja Rosdakarya Deddy Mulyana 2007 Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar Bandung: PT Remaja Rosda Karya DeVito, Joseph A., 1986, The Interpersonal Communication Book, Fourth Edition New York: Harper and Row Publisher Dwi Tiyanto, Pawito, Pam Nilan, dan Sri Hastjarjo 2009 Persepsi mengenai Politik Indonesia Menuju Pemilihan Umum 2009 Surakarta: Universitas Sebelas Maret Dudi Rustandi (2013) Pencitraan Politik Daring, Strategi Memenangkan Massa Digital Menjelang Pemilu 2014 Bandung: Jurnal Observasi Volumer 11 Nomor , (2014) Buzz Cyber Public Relations, Jurnal Ilmu Komunikasi Volume No tahun 2014, Politeknik LP3I Bandung Denis McQuail Teori Komunikasi Massa Suatu Pengentar Edisi Kedua Terjemahan Agus Dharma,dkk Jakarta: Penerbit Erlangga 1987 Elvinaro Ardianto, dkk Komunikasi Massa Suatu Pengantar Bandung: Simbiosa Rekatama Media 2007 Fainstein, Susan S.; dan Norman Fainstein 1996 “City Planning and Political Values: An Updated View” Dalam Scott Campbell dan Susan Fainstein (eds.), Readings in Planning Theory Cambridge, MA.: Blackwell Publishers Fiske, John 2010, Cultural and Communication Studies: Sebuah Pengantar Paling Komprehensif (Edisi terjemahan oleh Yosal Iriantara dan Idi Subandy Ibrahim) Yogyakarta: Jalasutra Firmanzah 2008 Marketing Politik – Antara Pemahaman dan Realitas Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Four Theories of the Press Urbana and Chicago: University of Illinois Press Sparks, Colin (2001) “The Internet and the Global Public Sphere.” Dalam Bennett, W Lance & Entman, Robert M (eds) Habermas, Jurgen (1989) The Structural Transformation of the Public Sphere, An Inquiry into a Category of Bourgeois Society Cambridge: Polity Press Hachten, William A (1981) The World News Prism: Changing Media, Clashing Ideologies, 2nd edition United State of America: Iowa State University Press Held, David (1995) Democracy and the Global Order California: Standford University Press McNair, Brian (2003) An Introduction to Political Communication, Third edition London & New York: Routledge Komunikasi Politik di Dunia Virtual Graber, Doris A 1984 Mass Media and American Politics Washington DC: CQ Press Gun Gun Heryanto dan Irwa Zarkasy (2012) Public Relation Politik Jakarta: Ghalia Indonesia Gudykunst, William B., Stella T Toomey, and Elizabeth Chua, 1988, Culture And Interpersonal Communication London: SAGE Publications Howe, N & Strauss, W (1991) Generations: The History of America’s Future, 1584 to 2069 William Morrow Paperbacks: New York City _ (1997) The Fourth Turning: An American Prophecy — What the Cycles of History Tell Us About America’s Next Rendezvous with Destiny Broadway Books: New York City LifeCourse Generations in History Diperoleh 28 Januari 2017, dari https://www.lifecourse.com/assets/files/gens_in_history(1).pdf Juditha, Christiany, Hubungan Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook Terhadap Perilaku Remaja di Kota Makasar, Jurnal Penelitian Komunikasi dan Informatika IPTEK-KOM, ISSN 1410-3346, Volume 13, No 1, Juni 2015 Hal 122 Jalaludin Rakhmad 2005 Psikologi Komunikasi Bandung: PT Remaja Rosda Karya Kraus, Sidney and Davis, Dennie 1976 The Effects of Mass Communication on Political Behavior Pennsylvania: The Pennsylvania State University Press Lievrouw, Leah A & Sonia Livingstone 2006 Handbook of New Media: Social Shaping and Social Consquences of ITCs, Sage Publication Ltd London Chapter 4: "Persperktif on Internet Use: Access, Involvement and Interaction" Littlejohn, Stephen W and Karen A Foss 2005 Theories of Human Communication New Mexico: Wadsworth, Thomson Learning _ 2009 Teori Komunikasi: Theories of Human Communication (Edisi terjemahan oleh Muhammad Yusuf Hamdan) Jakarta: Salemba Humanika _ 2002.McQuail’s Mass Communication Theory, 4th Edition, London, Sage Publications Miller, Gerald M and Mark Steinberg, 1975, Between People, A New Analysis of Interpersonal Communication Michigan: SRA Inc _ (1993) Communication Models, second edition London & New York: Longman Mediated Politics: Communication in the Future of Democracy United Kingdom: Cambridge University Press, hal 75- 95 McLuhan, M., 2001 The Medium is the Massage Great Britain: Allen Lane The Penguin Press Komunikasi Politik di Dunia Virtual Mc Nair, Brian An Introduction Edition) London : Routledge 1999 to Political Communication (2nd Mughan, Anthony & Gunther, Richard (2000) “The Media in Democratic and Nondemocratic Regimes: A Multilevel Perspective.” Dalam Gunther, Richard & Mughan, Anthony (eds), Democracy and the Media, A Comparative Perspective United Kingdom: Cambridge University Press, hal 1-27 Miriam Budiarjo 1988 Partisipasi dan Partai Politik Jakarta : Yayasan Obor lndonesia Rakhmat, J (1993) Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan, Media Bandung: Remaja Rosdakarya Offest.Hlm.8 Tapscott, Don 2008 Grown up Digital: How the Net Generation is Changing Your World USA: McGraw Hill Pan, Zhondang and Gerald M Kosicky Framing as a startegic Action in Public Deliberation London : Lawrence Erlbaum Associates Publishers, 2001 Pavlik, John V (1996) New Media Technology, Cultural and Commercial Perspectives USA: Allyn and Bacon Siebert, Peterson, & Schramm (1963) Phillips, David dan Young, Phillip (2009) Online Public Relations London: Koganpage Pew Reseach Center.(2010) “Millennials a Potrait of the Generation Next” Roskin, M (1977) Political Science An Introduction, Sixt Edition New Jersey: Pool, Ithiel de Sola, et.al., 1973, Handbook of Communication Chicago: Rand McNally College Publishing Company Rice, E Ronald, William J.Paisley (ed) 1982 Public Communication Campaigns London: Sage Publications Sen, Krishna and Hill, David (2007) The Internet in Indonesia’s New Democracy USA and Canada: Routledge Severin, Werner J dan James W Tankard 2005 Teori Komunikasi: Sejarah, Merode, dan Terapan di Media Massa Jakarta: Kencana Prenada Media Group 2005 Silih Agung Wasesa dan Macnamara, Jim (2010) Strategi Public Relations Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Silih Agung Wasesa (2011) Political Branding & Public Relations Jakarta: Gramedia Pustakan Utama Sobur, Alex 2006 Semiotika Komunikasi Bandung:PT Remaja Yosdakarya Taprial, Varinder dan Kanwar, Priya (2012) Understanding Social Media Ventus Publishing Aps Komunikasi Politik di Dunia Virtual Van Dijk, Jan A.G.M (1999) The Network Society, Social Aspects of New Media London, Thousand Oaks, New Delhi: Sage Van Dijk, Jan (2000) “Models of Democracy and Concepts of Communication.” Dalam Van Dijk, Jan & Hacker, Kenneth L (eds) Digital Democracy: Issues of Theory and Practice London, Thousand Oaks, New Delhi: Sage Publication, hal 30-53 Van Dijk, Jan & Hacker, Kenneth L (eds) (2000) Digital Democracy: Issues of Theory and Practice London, Thousand Oaks, New Delhi: Sage Publication Wilhelm, Anthony G 2003 Demokrasi di Era Digital, Tantangan Kehidupan Politik di Ruang Cyber, Yogyakarta: Pustaka Pelajar SUMBER INTERNET Absher, Katherine and Amidjaya, Mary Rose 2008 Teaching Library Instruction to The Millennial Generation From Marymount University, Arlington, VA Diakses dalam http://www.vla.org/Presentations/VLA_presentation_draft072208.ppt tanggal 23 Oktober 2017 Do Media 2009 Efektifitas iklan partai dalam pemilu 2009 pada media massa Diambil pada 25 Maret 2010 dari http://dumadimengguggat.blogspot.com Fakhrurrozi Amir 2008 Pilkada dan Pentingnya Political Marketing Diambil 23 Oktober 2017 dari http://www.siwah.com J_Putra, 2012 Definisi atau pengertian istilah Social Media apa yang dimaksud dengan Social Media, http://jayaputrasbloq.blogspot co.id/2011/02/definisi-ataupengertian-istilah-social.html Kacung Marijan 2007 Pilkada Langsung: Resiko Politik, Biaya Ekonomi, Akuntabilitas Politik, dan Demokrasi Lokal Diambil 24 Oktober 2017 dari http://www.komunitasdemokrasi.or.id/article/piljkt.pdf Kamaruddin Hasan 2010 Komunikasi Politik dan Pencitraan (Analisis Teoritis Pencitraan Politik di Indonesia) Diambil 23 Oktober 2017 dari http://kamaruddin-blog.blogspot.com Hasil Survey JakPat App Preferensi Politik Generasi Millennial Dipublikasikan pada 30 September 2017 Hasil Survey Alvara Research Center The Urban Middle-Class Millenials Indonesia Financial and Online Behavior Februari 2017 Howe, N & Nadler, R (2012) WHY GENERATIONS MATTER: Ten Findings from LifeCourse Research on the Workforce Diperoleh 28 Oktober 2017, dari https://www.lifecourse.com/assets/files/Why%20Generations%20Matter%2 0LifeCourse%20Associates%20Feb%202012.pdf http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id= 78761 &Itemid=82 (diakses, 18 Agustus 2017) Komunikasi Politik di Dunia Virtual http://asrudiancenter.wordpress.com http://id.wikipedia.org/wiki/Media_sosial http://indeks.kompas.com/tag/media-sosial http://kaltim.tribunnews.com/tag/millennials https://merdeka.com/ https://plus.google.com/110104319132030403095 https://tirto.id/ https://www.jawapos.com/tag/124861/komunikasi-politik-media-sosial http://www.jurnas.com/halaman/6/2013-04-18/241953 https://www.koran-sindo.com/node/319505 http://www.statista.com/topics/2431/internet-usage-in-indonesia http://www.timesindonesia.co.id/millennials https://seratalphacasa.wordpress.com/author/abdurrahmanhaqiqi/ Safranek, Rita, The emerging of Social Media in Political and Regime Change, dalam http://www.csa.com/discoveryguides/discoevryguides-main.php released March 2012 diakses tanggal 13 September 2017 http://indonesiasatu.kompas.com/read/2014/03/29/1153482/media.sosial.d alam.kampanye.politik https://www.facebook.com/media/set/?set=a.472017769524730.110363.47 2005732859267&type=1 http://www.tempokini.com/2014/06/peran-sosial-media-sebagai-mediakampanye-politik/ http://www.robymuhamad.com/2012/09/13/riset-facebook-buktikankeampuhan-kampanye-media-sosial/ http://www.pks-petir.org/2013/01/5-alasan-menggunakan-social-mediadalam-kampanye-politik.html Marichal, J., 2012 Facebook Democracy Farnham dan Burlington: Ashgate Gladwell, M., 2010 “Small Change: Why the revolution will not be tweeted.” The New Yorker [online] Oktober Diakses dari: http://www.newyorker.com/magazine/2010/10/04/small-change-malcolmgladwell[Diakses Oktober 2017] Noviandari, L., 2014 “Facebook temukan 200 juta perbincangan seputar pemilu presiden 2014 di Indonesia.” TechinAsia *online+ 11 Juli Diakses dari: Komunikasi Politik di Dunia Virtual https://id.techinasia.com/facebook-temukan-200-juta-perbincanganseputarpemilu-2014-indonesia/ [Diakses 21 Oktober 2017] Nielsen, 2014 “The Asian Mobile Consumer Decoded.” Nielsen *online+ 14 Januari Diakses dari: http://www.nielsen.com/ph/en/insights/news/2014/asian-mobileconsumers.html [Diakses Oktober 2017] Purnell, N., 2014 “Facebook Users in Indonesia Rise to 69 Million.” WallStreetJournal [online] 27 Juni Diakses dari: http://blogs.wsj.com/digits/2014/06/27/facebook-users-in-indonesia-rise-to69-million/ [Diakses Oktober 2017] Uwes Fatoni 2006 Komunikator Politik Diambil 25 Oktober 2017 dari http://komunikasipolitik.blogspot.com Ya'cob Billiocta, 2014 “Ini beda kampanye relawan Prabowo dan Jokowi di media sosial,” https://www.merdeka.com/pe ristiwa/ini-bedakampanyerelawan-prabowo-dan-jokowidi-media-sosial.html _, Pengertian Media Sosial, Peran serta Fungsinya, https://ptkomunikasi.wordpre ss.com/2012/ 06/11/ pengertian-mediasosialperan-serta-fungsinya/ Urgensi Social Media Dalam Pemenangan Pemilu - Yimg xa.yimg.com/ /Urgensi+Social+Media+Dalam+Pemenangan+Pemilu+20 http://budisansblog.blogspot.com/2014/03/media-sosial-dalam-kampanyepolitik.html Visa.(2012) “Connecting with the Millennials-A Visa Study” Singapore https://www.bcgperspectives.com/content/articles/center_consumer_custo mer_insight_consumer_products_indonesias_rising_middle_class_aduent_co nsumers/?chapter=3 Komunikasi Politik di Dunia Virtual BIODATA PENULIS Yusrin Ahmad Tosepu, Lahir di Kendari Tanggal 13 Januari 1976 Menempuh Pendidikan Sarjana Jurusan Manajemen Informatika di STMIK Dipanegara Makassar, 2001 Menempuh Pendidikan Pascasarjana Jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Hasanuddin Makassar, 2010 Dosen Tetap Pada Program Studi Informatika STMIK Handayani Makassar Manajemen Dosen Pengajar prodi Teknologi Informasi dan Ilmu Komunikasi di beberapa Perguruan Tinggi Swasta Kopertis Wilayah IX Sulawesi Periset Pada Lembaga Studi Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan Tinggi Indonesia (LSP3I) Pusat Makassar Ketua Lembaga Kajian Forensik Data dan Informasi KAVITA MEDIA Makassar Penggiat Literasi Media ICT (Information Communication and Technology) ... Yusrin Ahmad Tosepu Komunikasi Politik di Dunia Virtual MEDIA BARU DALAM KOMUNIKASI POLITIK (Komunikasi Politik di Dunia Virtual) Komunikasi Politik di Dunia Virtual KATA PENGANTAR Media sosial atau... baru dalam komunikasi politik yang dinamis Komunikasi Politik di Dunia Virtual DAFTAR ISI BAB I KOMUNIKASI POLITIK DI ERA MEDIA BARU A Media Baru Dalam Komunikasi Politik B Partisipasi Politik. .. yang lebih dikenal dengan seduksi politik yakni kecenderungan politik di dunia virtual Komunikasi Politik di Dunia Virtual Kehadiran media sosial juga mempengaruhi bidang politik Studi di Amerika