1. Trang chủ
  2. » Giáo Dục - Đào Tạo

MIKROKONTROLER AT89S51 SEBAGAI PENGENDAL

18 5 0

Đang tải... (xem toàn văn)

Tài liệu hạn chế xem trước, để xem đầy đủ mời bạn chọn Tải xuống

THÔNG TIN TÀI LIỆU

Thông tin cơ bản

Định dạng
Số trang 18
Dung lượng 3,55 MB

Nội dung

MIKROKONTROLER AT89S51™ SEBAGAI PENGENDALI PENGIRIMAN INFORMASI KEBAKARAN MELALUI TELEPON SELULER Eri Prasetyo, Wahyu K.R dan Riko Aprihadi Universitas Gunadarma Jl Margonda Raya 100 Depok email : eri@staff.gunadarma.ac.id ABSTRAKSI Paper ini membahas mengenai sistem penyampaian informasi kebakaran melalui telepon seluler berbasis mikrokontroler Sistem ini menggunakan beberapa perangkat utama dan tambahan, diantaranya adalah detektor asap sebagai pendeteksi asap jika terjadi kebakaran, mikrokontroler dan dua buah telepon seluler yang menggunakan jaringan GSM Dengan sistem ini dapat mendeteksi kumpulan-kumpulan asap diatas 50°C dan mengirimkan informasi data (SMS) yang berisi “kebakaran” kepada nomor telepon seluler yang telah terprogram didalam mikrokontroler AT89S51 Dimana sistem ini dilengkapi dengan feed back untuk menyalakan buzzer dengan mengirimkan SMS balasan yang isinya berupa huruf “B” Kata Kunci : Detektor Asap, Mikrokontoler AT89S51, Komunikasi Serial, GSM Pendahuluan Kemajuan teknologi yang semakin pesat, membuat kehidupan manusia menjadi lebih mudah dan praktis Kemajuan teknologi tersebut salah satu diantaranya adalah teknologi mikrokontroler Penggunaan mikrokontroler akhir-akhir ini telah meluas ke segala bidang Penggunaannya tidak hanya pada bidang komputer saja, tetapi juga telah digunakan pada peralatan-peralatan elektronik lainnya, misalnya perangkat yang bisa kita lihat sehari-hari, seperti telepon seluler, televisi, mesin cuci bahkan sampai ke instrument ruang angkasa Mikrokontroler itu sendiri merupakan suatu komponen elektronika yang jika diberikan data masukan (input), memproses data masukan (input) tersebut, dan kemudian mengeluarkan hasil (output) dari data yang diproses tadi Teknologi lainnya adalah media yang digunakan dalam suatu hubungan telekomunikasi Teknologi komunikasi jarak jauh sekarang ini tidak hanya menggunakan suatu kabel sebagai medianya, tetapi teknologi tanpa kabel yang biasa disebut dengan wireless sudah menjadi hal umum Contoh teknologi tersebut adalah telepon seluler yang sudah berkembang sangat pesat, dimana hampir setiap orang mengunakan telepon seluler dalam berkomunikasi Dampak kemajuan teknologi lain yang tak kalah penting adalah adanya suatu alat yang dapat membantu dan meringankan manusia dalam mengurangi korban jiwa dan kerugian secara materil jika terjadi kebakaran pada suatu ruangan (rumah/gedung), yaitu dengan alat yang dapat mendeteksi asap (yang mengindikasikan terjadinya kebakaran) dalam suatu ruangan Penggunaan alat ini semakin dibutuhkan, dengan semakin kompleksnya pekerjaan manusia dan tingginya faktor terjadinya kebakaran Didalam paper ini dibahas bagaimana merancang suatu sistem pemantau atau pendeteksi pada suatu ruangan (rumah/gedung) bila terdapat asap yang mengindikasikan terjadinya suatu kebakaran dengan menggunakan mikrokontroler Mikrokontroler lewat telepon seluler didalam sistem memberikan informasi kepada pemilik ruangan, melalui pesan pendek (SMS) ke telepon seluler pemilik ruangan tersebut Dan pemilik ruangan tersebut dapat menyalakan alarm lewat sms balik Landasan Teori Detektor Asap (Smoke Detector) Detektor asap merupakan sebuah produk yang dirancang untuk suatu bangunan (rumah atau gedung), yang bekerja untuk mendeteksi kumpulan-kumpulan asap Agar manusia dapat mengetahui lebih cepat jika terjadi suatu kebakaran, sehingga dapat meminimalisir kerugian-kerugian yang diakibatkan dari kebakaran tersebut Detektor asap ini mempunyai beberapa sifat, diantaranya adalah [4]: Sangat sensitif terhadap asap Jika supply yang masuk salah polaritas, tidak akan rusak Dapat dihubungkan lebih dari satu detektor asap secara bersama-sama Pada gambar 2.1 menunjukkan salah satu bentuk dari beberapa jenis detektor asap, yaitu Ionization Smoke Detector HC-202D Gambar Ionization Smoke Detector HC-202D [4] Detektor asap yang digunakan dalam alat yang dibuat adalah jenis detektor yang banyak dijual dipasaran, yaitu Ionization Smoke Detector (model : HC-202D) Spesifikasi dari detektor asap tersebut adalah seperti tabel Tabel Spesifikasi Smoke Detector [4] Model Ionization Smoke Detector HC-202D Tegangan nominal 24 volt (DC) Batasan tegangan masukan 18 volt s/d 28 volt (DC) Suhu normal ruangan -15˚C s/d 50˚C Ukuran 103 mm x 47 mm Berat 140 gram Detektor seperti ini cocok untuk instalasi di tempat-tempat seperti pintu masuk tangga rumah, koridor, aula/ruangan lift, ruang dalam rumah, dan lain lain Skema rangkaian dalam pemasangan lebih dari satu detektor asap ditunjukkan pada gambar yang terhubung pada adaptor Gambar Pemasangan Kawat Dengan LED [4] Mikrokontroler AT89S51 Adapun mikrokontroler tipe AT89S51 yang kompatibel dengan produk MCS-51, yang diproduksi oleh ATMEL dengan teknologi memori yang tidak dapat hilang dan densitas tinggi, dimana penggunaannya cukup luas AT89S51 memerlukan daya yang rendah dengan penampilan yang baik dengan menggunakan pengisi sistem yang dapat diprogram dengan mudah melalui ISP Memory Flash Instruksi program dan model pin tidak beda dengan standar AT80C51 Komputer dengan mikrokontroler dapat berhubungan secara langsung hanya dengan menggunakan kabel antar muka (konektor paralel) Dengan ISP Memory Flash mengijinkan program yang telah dibuat dapat diganti dengan program yang baru dengan cara menghapus data yang ada pada mikrokontroler lalu mengisi dengan program baru Fitur-fitur yang dimiliki oleh mikrokontroler ini adalah sebagai berikut [5]: Kbytes ISP (In- System Programmable) Memory Flash bit CPU 32 jalur I/O (Input/Output) yang dapat diprogram Dua buah timer/counter 16 bit Full DuplexSerial Port UART (Universal Asynchronous Receiver Transmitter) 128 x bit RAM internal Kbyte EPROM ( Erasable and Programmable ROM) Chip Oscillator Enam sumber sistem interupsi 10 Watchdog Timer 11 Daerah operasi 4-5 Volt 12 Daerah frekuensi 0-33 MHz 13 Waktu pengisian program singkat 14 Program ISP sangat fleksible Pada gambar menunujukkan sebuah konfigurasi pin-pin dari mikrokontroler AT89S51 Gambar Konfigurasi Pin Mikrokontroler AT89S51 [5] Short Message Service Centre (SMSC) Short Message Service merupakan salah satu fitur yang disediakan dalam komunikasi seluler berupa pesan pendek, yang ditetapkan standart ETSI, pada dokumentasi GSM 3.40 dan GSM 3.38 Pada saat mengirim pesan melalui SMS dari pesawat telepon seluler, pesan tersebut tidak akan langsung dikirim ke telepon seluler tujuan, melainkan akan dikirim terlebih dahulu ke SMSC, yang secara fisik dapat berwujud sebuah PC biasa Setelah SMSC menerima pesan SMS dari pengirim, maka SMSC akan langsung mengirimkan pesan SMS tersebut ke telepon seluler yang dituju oleh pengirim, seperti yang ditunjukkan pada gambar Gambar Blok Diagram Cara Kerja SMS [2] Pesan SMS yang dikirim apakah telah diterima oleh si penerima atau gagal terkirim dapat kita ketahui karena adanya peralatan SMSC tersebut Pesan SMS tersebut akan dapat terkirim apabila telepon seluler yang dituju dalam keadaan aktif, dan telepon seluler tersebut akan memberikan konfirmasi kepada SMSC yang menyatakan bahwa pesan SMS tersebut telah diterima Dan SMSC pun akan mengirimkan status tersebut kepada telepon seluler pengirim Apabila telepon seluler si penerima dalam keadaan tidak aktif, maka pesan SMS tersebut akan disimpan pada SMSC sampai period validity terpenuhi Tabel menunjukkan nomor SMSC dari beberapa operator GSM Tabel Daftar SMS Centre [2] Operator GSM No SMSC Telkomsel 6281100000 Satelindo 62816124 IM3 62855000000 Exelcomindo 62818445009 Mengirim SMS Pada operasi mengirim dan menerima SMS, dapat digunakan dengan dua mode yaitu mode teks dan mode PDU (Protocol data Unit) Mode PDU (Protocol Data Unit) adalah format pesan dalam hexadecimal octet dan semidecimal Kelebihan menggunakan mode PDU adalah dapat melakukan encoding sendiri yang tentunya harus pula didukung oleh hardware dan operator GSM, melakukan kompresi data, menambahkan nada dering dan gambar pada pesan yang akan dikirim SMS Submit PDU (Mobile Originited) SMS Submit PDU adalah pesan yang dikirim dari terminal ke SMS-Center dalam format PDU Gambar menunjukkan sebuah skema format SMS Submit PDU Gambar Skema Format SMS Submit PDU [2] Pada tabel dibawah ini merupakan sebuah format dari SMS Submit PDU Tabel Format SMS Pesan PDU Submit PDU “kebakaran” 0001000CA1803181828202000009EBB238BC0ECBC36E (21 octet) SCA (Service Centre Address), memiliki tiga komponen utama yaitu : Len, Type of Number dan BCD Digits, yang mana penjelasannya terdapat pada tabel Tabel Octet Penjelasan SCA (SMS Submit) [2] Len Keterangan Panjang informasi SMSC dalam octet Nilai 00 Type of number Type of address dari SMSC 81 h= local BCD Digits format 91h = international format Nomor SMSC, jika panjangnya ganjil, pada akhir karakter tambahkan OF hexa Oleh karena panjang dari SMSC adalah 0, bagian-bagian yang lain dapat diabaikan SMSC yang digunakan adalah SMSC yang terdapat pada SIM Card berdasarkan perintah “AT+CMGS” Pada tabel berikut merupakan contoh penulisan nomor SMSC untuk masing-masing operator Tabel Operator Satelindo Exelcomindo Telkomsel IM3 Nomor SMSC Dalam Format PDU [2] Nomor SMSC 62816124 62818445009 6281100000 62855000000 Format dalam PDU 05 91 26 18 16 42 07 91 26 18 48 54 00 F9 06 91 26 18 01 00 00 05 91 26 58 05 00 00 F0 PDU (Protocol Data Unit) Type, nilai default dari PDU untuk SMS Submit adalah 01h Pada contoh di atas, PDU Type-nya adalah 11 yang memiliki arti yang tersebut pada tabel Tabel Nilai Default Bit no Nama Nilai RP UDHI SRR VPF PDU [2] VPF RD MTI 0 MTI MR (Message Reference), nomor referensi ini dibiarkan dulu 0, jadi bilangan hexa-nya 00 nanti akan diberikan sebuah nomor referensi otomatis oleh telepon seluler/alat SMS gateway Jadi pada contoh di atas MR adalah 00 DA (Destination Address), penulisan format Destination Address sama dengan original address Pada tabel merupakan penjelasan dari Destination Address Tabel Penjelasan Destination Address Octet Keterangan Nilai Len Panjang nomor destination address Type of number BCD Digits 0C Tipe dari destination address 81 h = local 91 91 h =international Nomor destination address Jika panjangnya ganjil, pada akhir karakter tambahkan OF 803181828202 hexa PID (Protocol Identifier), nilai default dari PID, sebagai berikut : = 00 = dikirim sebagai SMS = 01 = dikirim sebagai telex = 02 = dikirim sebagai fax Dalam hal ini, untuk mengirim dalam bentuk SMS tentu saja kita memakai 00 DCS (Data Coding Scheme), terdiri dari dua jenis, yaitu : Skema bit, ditandai dengan angka sampai 00 Skema bit ditandai dengan angka lebih besar dari diubah ke hexa Kebanyakan telepon seluler/SMS gateway yang ada dipasaran sekarang menggunakan skema bit, sehingga pada contoh diatas menggunakan DCS 00 VP (Validity Period), merupakan jangka waktu sebelum SMS expired Jika bagian ini di skip, itu berarti kita tidak membatasi waktu berlakunya SMS Sedangkan jika kita isi dengan suatu bilangan integer yang kemudian diubah kepasangan hexa tertentu, bilangan yang kita berikan tersebut akan mewakili jumlah waktu validitas SMS tersebut Pada contoh diatas, VP-nya adalah AA, atau 170d, 170-166 = hari Rumus untuk menghitumg waktu validitas SMS tersebut dapat dilihat pada tabel Tabel Validity Period [2] Nilai VP 0-143 144-167 168-196 197-255 Nilai Validitas Periode (VP+1)x45 menit (berarti : interval menit s/d 12 jam) 12 jam+ (TP-VP-143)x 30 menit (VP-166)x hari (VP-192) x minggu Agar SMS pasti terkirim sampai ke telepon seluler penerima, sebaiknya tidak memberikan batasan waktu valid-nya UDL (User Data Length), merupakan panjang isi SMS (jumlah huruf dari isi) Pada contoh di atas, User Data Length-nya adalah 09 (9 angka) UD (User Data), untuk telepon seluler/SMS gateway berskema encoding bit, jika kita mengetikkan suatu huruf dari keypad-nya, berarti kita telah membuat angka 1/0 berurutan Ada dua langkah yang dilakukan untuk mengkonversikan isi SMS, yaitu : Mengubah isi SMS menjadi kode bit “kebakaran” Bit 765 4321 k 110 1011 Dimana pada contoh diatas isi pesannya adalah e 110 0101 b 110 0010 a 110 0001 k 110 1011 a 110 0001 r 111 0010 a 110 0001 n 110 1110 Mengubah kode bit (septet) menjadi bit (octet), yang mewakili pasangan heksa Pada setiap octet, jika jumlah bit kurang dari , maka diambil dari bit paling kanan pada septet selanjutnya dan digabungkan pada bagian kiri septet sebelumnya Seperti pada contoh dibawah ini, dimana nomor bit yang dicetak tebal merupakan kode awal dari bit E k 1110 1011 B e k a r 00001 1100 0011 1011 B 1100 1011 C 001 E 0000 1110 C 10 C 1011 1100 0011 1000 B a 1011 0010 b B 110010 E a 0110 1110 n 0110 1110 1100001 Dengan demikian konversi dari bit menjadi bit dari isi pesan “kebakaran” tersebut adalah “EBB238BC0ECBC36E” AT Command Di balik tampilan menu message pada sebuah telepon seluler sebenarnya ada AT Command yang bertugas mengirim dan menerima data dari/ke SMS Centre AT Command dari setiap SMS device dapat berbeda-beda, walaupun pada dasarnya sama AT Command digunakan untuk berkomunikasi dengan terminal melalui serial port pada komputer Dengan AT Command, kita dapat mengetahui besarnya suatu sinyal dari terminal, mengirim pesan, menambahakan item pada buku alamat, mematikan terminal dan fungsi-fungsi lainnya Setiap vendor biasanya memberikan suatu referensi tentang daftar AT Command yang tersedia Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah dengan membuat desain sebuah sistem baik secara hardware maupun software Mengimplementasikan desain yang telah dibuat tersebut, selanjutnya dilakukan beberapa uji coba sistem tersebut secara keseluruhan dan mengambil datadata yang diperlukan Prosedur pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut: mendesain dan membuat perangkat keras yang dibutuhkan mendesain dan membuat perangkat lunak yang dibutuhkan menguji coba sistem keamanan yang dihasilkan dengan cara: a memasang sistem sensor yang dihasilkan di suatu ruangan b memasang sistem keamanan mikrokontroler di suatu ruangan c Membuat asap didalam ruangan d Mengamati fungsi sistem Pembahasan Perancangan sistem Dalam perancangan alat ini meliputi dua bagian, yaitu perangkat keras dan perangkat lunak Perangkat keras, terdiri dari detektor asap, mikrokontroler AT89S51, kabel konektor serial, dua buah pesawat telepon seluler dan buzzer Sedangkan perangkat lunak berisikan program komunikasi antara mikrokontroler dengan telepon seluler, dimana program tersebut telah diprogram dalam mikrokontroler AT89S51 Prinsip kerja dari alat ini secara umum dapat dilihat pada gambar dibawah ini Gambar Blok Diagram Alir Sistem Perancangan Mikrokontroler Mikrokontroler yang digunakan pada alat ini sudah dalam bentuk sistem minimum, yang terdiri atas IC mikrokontroler, empat port I/O 10 kaki (8 bit data beserta Vcc dan ground), satu port ISP (InSystem Progamming), rangkaian osilator (dengan frekuensi ±12 Mhz), port ALE dan PSEN dua kaki serta tombol RESET Dengan internal program memory sebesar Kbyte dan internal data memory sebesar 128 RAM Port 3.0 dan port 3.1 digunakan sebagai masukkan ke IC MAX 232, port 3.2 dari mikrokontroler terhubung ke detektor asap (terminal 4) yang digunakan sebagai masukkan mikrokontroler Port 2.0 yang terhubung ke buzzer, digunakan untuk menyalakan alarm, seperti yang terlihat pada gambar Gambar Perancangan Mikrokontroler AT89S51 [1] RS-232 Komunikasi serial relatif lambat dan melibatkan interupsi untuk mengetahui apakah pengiriman maupun penerimaan data telah selesai atau belum Alamat interupsi serial yang disediakan oleh MCS-51 adalah 23H Alamat ini tidak membedakan apakah interupsi yang terjadi adalah interupsi setelah pengiriman data selesai atau interupsi oleh adanya penerimaan data MCS51 menyediakan flag untuk membedakan asal interupsi tersebut Flag R1 akan di-set apabila ada data yang siap untuk dibaca berada pada register SBUF Sementara jika data yang berada pada SBUF telah selesai dikirim, flag TI akan di-set Register SBUF adalah register tempat data serial akan dikirimkan, atau tempat dimana data serial diterima Secara fisik register ini ada dua, tetapi memiliki alamat yang sama Register yang satu hanya terlibat dalam proses pengiriman data, sementara register yang lain hanya terlibat dalam proses penerimaan data Jadi, program assembly seperti: mov SBUF, A mov B, SBUF tidak akan menghasilkan B sama dengan A Perintah tersebut akan diartikan sebagai pengiriman data pada register A melalui kabel serial, dan pengambilan data yang diterima secara serial ke dalam register B Pengiriman data ke SBUF yang terlalu cepat akan mengakibatkan data yang terkirim rusak dan tidak dapat dibaca oleh si penerima Metode yang paling aman untuk proses pengiriman dan penerimaan data serial adalah dengan menyediakan buffer untuk kedua proses tersebut Data yang dikirim tidak langsung ke SBUF, melainkan ke buffer Demikian juga sebaliknya dengan pengambilan data Pada gambar menunjukkan rangkaian RS 232 yang digunakan pada perancangan sistem ini, dimana perangkat ini yang menjalankan komunikasi antara mikrokontroler dengan telepon seluler Gambar Rangkaian IC MAX 232 [3] Hardware pada komunikasi serial port dibagi menjadi kelompok, yaitu Data Communication Equipment (DCE) dan Data Terminal Equipment (DTE) Contoh DCE seperti modem, plotter, scanner, sedangkan contoh DTE seperti terminal di komputer Spesifikasi elektronik dari serial port merujuk pada Electronic Industry Association (EIA) adalah sebagai berikut [3]: “Space” (logika 0) adalah tegangan antara +3V hingga +25V “Mark” (logika 1) adalah tegangan antara -3V hingga -25V Daerah antara +3V hingga -3V tidak didefinisikan/tidak terpakai Tegangan open circuit tidak boleh melebihi 25V Arus hubungan singkat tidak boleh melebihi 500 mA Telepon seluler Dalam pembuatan alat ini, untuk dapat mengirimkan informasi data yang berbentuk SMS maka memerlukan perangkat pendukung, yaitu telepon seluler Siemens tipe C55, yang memiliki kabel data serial, dimana kabel tersebut terhubung ke port DB9 dan telepon seluler Untuk dapat mengetahui isi SMS yang dikirim, maka diperlukan perangkat tambahan satu buah telepon seluler jenis apa saja yang menggunakan sistem jaringan GSM Perangkat tambahan yang digunakan pada perancangan alat ini adalah telepon seluler NOKIA tipe 6681 Telepon seluler ini juga digunakan untuk membalas (reply) SMS yang telah diterima tadi Pada gambar 10 menunjukkan duah buah telepon seluler dan kabel data yang digunakan Gambar 10 Siemens C55, Kabel Data Serial Dan Nokia 6681 Skema rangkaian dari perangkat keras secara keseluruhan dapat terlihat pada gambar 11 Gambar 11 Skema Rangkaian Perangkat Keras Perangkat Lunak Perangkat lunak atau yang biasa disebut software adalah instruksi-instruksi yang digunakan sebagai sistem suatu operasi agar dapat mengendalikan perangkat keras (hardware) Perangkat lunak ini merupakan suatu pendukung dari perangkat keras Untuk dapat mengendalikan sistem pada alat ini, digunakan mikrokontroler AT89S51 Bahasa program yang digunakan adalah bahasa assembler dengan sotfware program 8051 Editor, Assembler, Simulator IDE versi 1.18 produksi AceBus, yang dapat dijalankan pada platform windows dan kompatibel dengan produk MCS-51 Seperti nama softwarenya, kemampuannya adalah sebagai Editor (meng-edit program yang sudah ada secara langsung), Assembler (mengkompilasi program yang sudah ada untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak) dan Simulator (mensimulasi hasil program yang telah jalan, sehingga mengetahui secara jelas urutan deskripsi program yang telah dibuat) Sedangkan dalam pengisian program ke mikrokontroler hanya menggunakan ISP flash memory dan kabel antar muka ISP yang dihubungkan langsung ke komputer (PC) melalui koneksi RS 232 Program ini bertujuan untuk memberikan informasi (berupa SMS) kepada nomor telepon seluler yang telah diprogram di mikrokontroler AT89S51, dan menerima balasan SMS (apakah menyalakan buzzer atau tidak) Program Mendeteksi Asap Program ini merupakan program untuk mendeteksi adanya kumpulan-kumpulan asap di daerah sekitar detektor asap Script atau listing program untuk mendeteksi asap ini dapat terlihat seperti dibawah ini: mulai: setb p2.0 jnb p3.2,main sjmp mulai Program Mengirim SMS Program ini merupakan program untuk mengirimkan SMS kepada nomor telepon seluler yang telah terprogram di mikrokontroler AT89S51 jika detektor asap sudah dapat mendeteksi kumpulankumpulan asap dan mengirimkan sinyal alarm ke mikrokontroler Listing program dari program mengirim SMS yaitu seperti dibawah ini: Main: clr Mov p2.5 dptr,#Setting acall send_call acall delay_2s setb clr mov p2.5 p2.1 dptr,#smsKirim acall send_call acall delay_2s setb clr mov p2.1 p2.2 a,#26 acall send acall delay_2s acall delay_5S setb p2.2 Isi SMS yang akan dikirim tersebut adalah “kebakaran” Dan isi dari SMS serta nomor telepon seluler yang dituju itu pun telah terprogram didalam mikrokontroler AT89S51 Berikut merupakan listing program yang dari isi SMS dan nomor tujuan: smsKirim: db"0001000CA1803181828202000009EBB238BC0ECBC36E",0 Program Menerima SMS Dan Bunyi Buzzer Program ini merupakan penerimaan SMS atau jawaban atas SMS atas program sebelumnya, yaitu program mengirim SMS Jawaban atau balasan dari SMS tersebut diatas tidak harus dari nomor telepon seluler yang dikirimkan SMS tadi (nomor tujuan yang telah terprogram dalam mikrokontroler AT89S51), namun balasan SMS-nya dapat direspon dari nomor mana saja Dan buzzer akan berbunyi bersamaan dengan diterimanya SMS Listing program untuk menerima dan bunyi buzzer adalah sebagai berikut: program_baca: acall receive acall send cjne a,#'T',program_baca acall receive acall delay_1s clr p2.7 baca_sms: mov dptr,#cmgr acall send_call nop nop nop setb p2.7 mov r6,#52 baca: acall receive djnz r6,baca baca2: acall receive cjne a,#'4',baca2 acall receive cjne a,#'2',baca2 alarm: clr p2.0 acall delay_5s acall delay_5s Hasil Uji Coba Pengujian Detektor Asap Untuk pengujian ini digunakan detektor asap (HC-202D), yang merupakan sebuah komponen yang dapat mendeteksi ada atau tidaknya kumpulan-kumpulan asap didalam suatu ruangan Batas tegangan masukan yang diperbolehkan antara 18 VDC s/d 28 VDC Detektor asap diberikan tegangan masukkan dari adaptor sebesar 24 volt DC, pada terminal dari detektor asap terhubung ke bagian positif (+) dari adaptor, sedangkan bagian negatif (-) dari adaptor terhubung pada terminal pada detektor asap Pada terminal dan terminal dari detektor asap, yang merupakan output dari detektor asap digunakan sebagai masukan untuk mikrokontroler Detektor asap ini diletakkan diatas sebuah plat besi yang mempunyai ukuran 18cm X 18cm, dengan tinggi 50cm Didekat detektor asap diletakkan sebuah termometer untuk mengetahui keadaan suhu pada saat percobaan Pada gambar 12 merupakan cara pengukuran yang dilakukan pada detektor asap Gambar 12 Pengukuran Detektor Asap Sedangkan hasil dari pengukuran yang dilakukan terhadap detektor asap dapat terlihat pada tabel 10 Tabel 10 Pengukuran Suhu Detektor Asap Vout Percobaan Suhu Detektor asap 35ºC 40ºC 45ºC Off Off Off (DC) volt volt volt 48ºC Off volt 50ºC Off volt 52ºC On volt 55ºC On volt Pengujian Alat Keseluruhan Pengujian dilakukan dengan maksud untuk mengetahui bekerja atau tidaknya alat secara keseluruhan, dengan cara memberikan tegangan dari adaptor ke detektor asap sebesar 24 volt Lalu dibuat kumpulan-kumpulan asap dengan membakar kertas-kertas bekas hingga mencapai suhu diatas 50ºC Setelah detektor asap bekerja, maka akan mengirimkan alarm ke mikrokontroler sebagai masukkan Kemudian isi pesan (“kebakaran”) yang telah diprogram di mikrokontroler akan dikirim ke nomor telepon seluler dituju yang juga telah diprogram di dalam mikrokontroler Setelah mendapatkan balasan SMS yang berisikan huruf “B”, maka secara otomatis buzzer akan berbunyi, bersamaan dengan diterimanya SMS tersebut Pada gambar 13 merupakan sebuah skema rangkaian dari pengujian alat secara keseluruhan Gambar 13 Skema Rangkaian Pengujian Alat Cara lain yang dapat dilakukan dalam pengujian ini adalah dengan menggunakan sebuah tombol sebagai pengganti masukan dari detektor asap Dimana pada input ini diberikan masukan tegangan sebesar 12 volt DC Dan output dari port DB9 terhubung ke CPU melalui kabel serial Sehingga jika tombol pengganti tersebut ditekan, maka tampilan pada layar monitor akan tampak pada gambar 14, yang menandakan bahwa simulasi pengiriman SMS telah dikirim Gambar 14 Tampilan Program Pada Layar Monitor Pada gambar 15 dibawah ini menunjukkan photo pengujian alat secara keseluruhan Gambar 15 Photo Pengujian Alat Penutup Setelah alat yang dirancang terealisasi, dan dilakukan uji coba maka dapat diambil beberapa kesimpulan dengan melihat dari proses pengukuran, diantaranya adalah : Komponen/bagian detektor asap akan bekerja pada suhu diatas 50ºC Rangkaian mikrokontroler akan bekerja jika terdapat tegangan masukan sebesar ± volt DC, sehingga dapat segera mengirimkan SMS yang telah terprogram didalam mikrokontroler tersebut Buzzer akan menyala jika telepon seluler Siemens C55 mendapatkan balasan SMS yang berisikan huruf “B” Alat ini dapat memberikan informasi jika terjadi kebakaran kepada pemilik ruangan melalui telepon selulernya DAFTAR PUSTAKA Sudjadi, Teori dan Aplikasi Mikrokontroler, Graha Ilmu, 2005 Ir Bustam Khang, Trik Pemrograman Aplikasi Berbasis SMS, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2002 Widodo Budiharto S., Si., M.Kom., Elektronika Digital dan Mikroprosesor, Andi, Yogyakarta, 2005 http://www.smoke detector.com, Ionization Smoke Detector HC-202D http://www.atmel.com, Microcontroller AT89S51 ISP Flash Memory, Atmel Corporation, 2001

Ngày đăng: 16/12/2021, 12:20

w